China Dominasi Pasar Global untuk Kontribusi Energi Terbarukan

Industri energi bersih di China merupakan bukti kehebatan industri negara tersebut dan jelas mewakili janji tegas China untuk mengejar pembangunan hijau dan rendah karbon. (Antaranews.com)

China terus menunjukkan kegigihan dalam memajukan energi terbarukan dan energi bersih dan membina kerja sama global, sebuah dorongan penting yang membawa dunia menuju masa depan yang lebih hijau, menurut para ahli dan pengusaha. “China muncul sebagai kontributor sekaligus pemimpin yang signifikan dalam pengembangan energi bersih secara global,” ujar Yang Lei, Wakil Dekan Institut Energi di Universitas Peking, dalam sebuah subforum Pameran Investasi Luar Negeri China (China Overseas Investment Fair) ke-14 baru-baru ini.

Data dari Administrasi Energi Nasional (National Energy Administration) mengungkap bahwa China berkontribusi lebih dari 50 persen dari 510 gigawatt kapasitas energi terbarukan yang baru terpasang di seluruh dunia pada tahun 2023. China juga memegang posisi dominan dalam produksi komponen fotovoltaik, turbin angin, dan baterai.

Bangkitnya industri energi bersih di China merupakan bukti kehebatan industri negara tersebut dan jelas mewakili janji tegas China untuk mengejar pembangunan hijau dan rendah karbon. China berkomitmen untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida pada 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060. Komitmen ini semakin memacu pengembangan produk-produk energi bersih.

“Kapasitas China yang kuat untuk memproduksi produk-produk energi bersih telah menurunkan biaya transisi hijau, membuka jalan bagi pengembangan energi terbarukan berskala besar secara global dan penghapusan bahan bakar fosil,” ujar Yang.

Sementara itu, China berkomitmen untuk menyediakan solusi-solusi China yang terjangkau untuk transformasi energi global. Li Fei dari PowerChina International Group Limited menjelaskan peran perusahaan tersebut dalam memajukan keberlanjutan sejak masuk ke pasar tenaga angin di luar negeri pada 2011.

Salah satu proyek penting mereka adalah Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Angin Adama 1 di Ethiopia, proyek pertama perusahaan yang dirancang dan dilengkapi dengan teknologi China, yang secara signifikan berkontribusi membawa energi bersih ke Afrika. Hingga Desember lalu, PowerChina telah membangun proyek-proyek pembangkit listrik tenaga angin dan fotovoltaik di lebih dari 20 negara, dengan total kapasitas terpasang 50,4 gigawatt, yang terdiri dari 18,7 gigawatt tenaga angin dan 31,7 gigawatt fotovoltaik.

Perusahaan itu juga telah menjajaki pembangunan proyek energi hidrogen di pasar luar negeri selama beberapa tahun terakhir. Proyek tenaga angin-ke-hidrogen di Uzbekistan telah dimulai, menandai inisiatif energi hidrogen luar negeri pertama yang dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan China. Kisah perusahaan infrastruktur ini melambangkan upaya China dalam kerja sama internasional di sektor energi bersih.

China secara aktif terlibat dalam proyek-proyek infrastruktur tenaga listrik di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika, termasuk proyek pembangkit listrik tenaga air Kaleta di Guinea dan proyek transmisi tenaga listrik Belo Monte di Brasil. Produk-produk tenaga angin dan fotovoltaik China juga telah diekspor ke lebih dari 200 negara dan kawasan, membantu mengurangi biaya produksi listrik secara global.

Sebagai praktisi yang gigih dalam meningkatkan kerja sama global, China bermitra dengan lebih dari 100 negara dalam proyek-proyek energi hijau. Di bawah kerangka kerja sama hijau Sabuk dan Jalur Sutra, China terus memperkuat komitmennya terhadap energi bersih.

Vladimir Norov, mantan sekretaris jenderal Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organization/SCO), menyoroti kemajuan nyata yang dicapai oleh perusahaan-perusahaan China dalam proyek-proyek penyimpanan energi dan listrik di Uzbekistan, negara asalnya.

Pada Oktober lalu, Uzbekistan dan China menjalin kesepakatan kerja sama energi terbarukan, sebuah langkah penting untuk meningkatkan keamanan energi dan mencapai netralitas karbon. “China sangat penting bagi Asia Tengah,” ungkap Norov, “permintaan energi bersih di Asia Tengah, khususnya di Uzbekistan, sangat besar. Saya berharap perusahaan-perusahaan China akan lebih aktif berinvestasi di kawasan ini.”

Demikian informasi seputar kontribusi China dalam sektor energi terbarukan global. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Sahabatsinergi.Com.

Tags: Bisnis, China, Ekonomi, Energi, Energi Bersih, ENERGI TERBARUKAN, Keuangan, Wakil Dekan Institut Energi di Universitas Peking, Yang Lei

You may also like...