PLTA Kayan Cascade: Katalis Transisi Energi Hijau di Kalimantan

PT Kayan Hydro Energy memaparkan perkembangan terbaru dan prospek bisnis PLTA Kayan Cascade. (Fortuneidn.com)

Prospek bisnis PLTA Kayan Cascade Makin menjanjikan. Pada Kamis (18/07), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo mengadakan jamuan makan malam bisnis yang dipimpin oleh Duta Besar Heri Akhmadi. Acara tersebut digelar untuk menyambut Pertemuan Tingkat Menteri AZEC ke-2 dan dihadiri oleh eksekutif dari delapan perusahaan energi terkemuka Jepang.

Dari Indonesia, hadir Owner PT Kayan Hydro Energy (KHE), Tjandra Limanjaya; Direktur Utama PT KHE, Andrew Sebastian Suryali; serta beberapa tokoh penting lainnya yang bergabung secara daring.

Pada kesempatan ini, PT KHE memaparkan perkembangan terbaru dan prospek bisnis PLTA Kayan Cascade. Mereka juga mengumumkan bahwa kerja sama dengan Sumitomo Corporation telah berakhir dan membuka peluang bagi pihak lain yang ingin terlibat dalam proyek ini.

“Kerja sama dengan Sumitomo Corporation telah berakhir. Kami membuka peluang bagi semua pihak yang ingin terlibat dalam proyek PLTA Kayan Cascade,” ujar Andrew Sebastian Suryali dalam keterangan pers di Jakarta, Senin kemarin (22/07).

PLTA Kayan Cascade merupakan proyek strategis dalam program green energy di Indonesia, terutama dengan perpindahan ibu kota Indonesia ke Nusantara di Pulau Kalimantan. Proyek ini menekankan pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang sejalan dengan inisiatif Asia Zero Emission Community (AZEC), yang fokus pada keberlanjutan, teknologi hijau, dan produksi energi tanpa emisi.

PT Kayan Hydro Energy, sebagai penggerak proyek, memaparkan rencana besarnya untuk membangun serangkaian pembangkit listrik tenaga air di sepanjang Daerah Aliran Sungai Kayan. Proyek ini didukung oleh sektor publik dan swasta, termasuk komitmen dari PT. PLN (Persero) dan PT. Indonesia Strategis Industri yang sedang mengembangkan Kawasan Ekonomi Hijau Terintegrasi.

Proyek pengembangan PLTA Kayan Cascade dengan kapasitas 9000 MW ini diperkirakan menelan biaya sekitar USD 17,8 miliar, termasuk pembangunan jalur transmisi dan gardu induk. Presentasi proyek ini memikat para peserta, menyoroti potensi keluaran listrik tahunan sebesar 36 Terawatt-hour. Proyek ini diharapkan dapat mempercepat transisi energi ramah lingkungan di Kalimantan, sehingga secara signifikan mengurangi biaya listrik nasional.

Investasi perusahaan Jepang dalam proyek ini tidak hanya mendukung inisiatif AZEC, tetapi juga memperkuat perjalanan Indonesia menuju transisi energi ramah lingkungan tanpa mengorbankan ketahanan energi. Duta Besar Heri Akhmadi menekankan pentingnya proyek ini sebagai salah satu proyek utama dalam Kerangka AZEC dan bertujuan menjadi salah satu deliverable dalam Pertemuan Tingkat Menteri AZEC berikutnya.

Deputi Menteri Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI juga menyampaikan bahwa proyek ini, jika selesai, akan menjadi salah satu proyek utama yang mempercepat transisi Indonesia menuju energi hijau sekaligus menurunkan biaya listrik nasional.

Demikian informasi seputar PLTA Kayan Cascade. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Sahabatsinergi.Com.

Tags: Asia Zero Emission Community, AZEC, Bisnis, Ekonomi, Indonesia, Kayan Hydro Energy, Keuangan, KHE, plta kayan, PLTA Kayan Cascade, pt kayan hydro energy

You may also like...