Impor Bawang Putih dan Garam: Alasan dan Dampaknya bagi Ketahanan Pangan Indonesia
Indonesia, sebagai negara dengan sejumlah bahan pangan dalam negeri, terpaksa harus mengimpor beberapa komoditas pangan, termasuk bawang putih dan garam. Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengakui bahwa beberapa komoditas pangan memang harus diimpor karena produksi dalam negeri yang terbatas. Salah satu contohnya adalah bawang putih.
“Bawang putih harus diimpor karena bawang putih dapat tumbuh optimal pada ketinggian di atas 1.200 meter. Jika dipaksa untuk ditanam di daerah yang tidak cocok, hasilnya akan buruk. Oleh karena itu, produksi bawang putih terbatas pada wilayah-wilayah yang sesuai. Namun, untuk mengatasi hal ini, para importir diwajibkan untuk menanam sebagian persen dari kuota impor mereka,” ungkapnya saat diwawancarai di The Westin Jakarta, Rabu (12/7/2023).
Selain bawang putih, Indonesia juga mengimpor garam secara rutin. Kembali lagi, produksi garam dalam negeri masih belum mampu memenuhi kebutuhan domestik.
“Tidak semua wilayah pesisir dapat menghasilkan garam dengan efisien. Produksi garam hanya dapat dilakukan di daerah-daerah tertentu yang memiliki musim kemarau yang panjang. Daerah seperti NTT dan Madura adalah contoh yang baik karena memiliki musim kemarau yang panjang, sedangkan ancaman utama bagi produksi garam adalah curah hujan,” jelasnya.
Data menunjukkan bahwa kebutuhan bawang putih di dalam negeri mencapai 669.000 ton setiap tahun. Namun, Indonesia hanya mampu memproduksi sekitar 23.000 ton per tahun. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, dalam pertemuan dengan Komisi IV DPR RI.
Arief menjelaskan bahwa karena produksi yang terbatas, Indonesia harus mengimpor lebih dari 90% bawang putih untuk memenuhi kebutuhan domestik. “Ini adalah pembaruan neraca bawang putih. Di sisi kanan adalah data impor yang diperbarui hingga 29 Mei 2023, dengan produksi dalam negeri hanya mencapai 23.000 ton, Ketua,” kata Arief dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI pada Senin (5/6/2023). Dengan keterbatasan produksi dalam negeri, Indonesia harus mencari solusi untuk meningkatkan produksi bawang putih dan garam secara lokal, sambil tetap memperhatikan tantangan geografis dan kondisi iklim yang memengaruhi produksi komoditas tersebut.