Indonesia Timur Jadi Tujuan Investasi Manufaktur
Investor asing beberapa waktu lalu mengungkapkan ketertarikanya dan akan berencana melakukan investasi di sektor manufaktur.
Melalui Kementerian Perindustrian berencana akan mengarahkan investasi tersebut untuk masuk di daerah Indonesia Timur. Kemenperin telah menyiapkan setidaknya 6 lokasi strategis 6 kawasan industri di Jawa dan, Indonesia bagian timur serta Sumatera untuk mengantisipasi meningkatnya investasi di sektor manufaktur.
Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kemenperin, Dedi Mulyadi, mengungkapkan, beberapa investor telah menyatakan minatnya untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Evaluasi kesiapan kawasan industri, menurut Dedi, sudah dimulai pada awal bulan ini. “6 kawasan industri baru yang disiapkan berada di wilayah Bintuni (Papua), Pomalaa (Sulawesi Selatan), Batu Licin (Kalimantan Selatan), Kuala Tanjung (Sumatera Utara), Bojonegara (Banten), dan Purwakarta (Jawa Barat)., Selain itu, PT Pupuk Indonesia akan mendirikan pabrik di Bintuni dan di wilayah Pomalaa PT Aneka Tambang Tbk akan berekspansi,” paparnya di Jakarta.
Peningkatan investasi ini diyakini akan terus berlangsung di awal tahun 2018 hingga akhir tahun. Walaupun iklim investasi Indonesia diyakini masih mengalami ketidakpastian namun hal ini diyakini akan mulai reda seiring dengan berbagai sentiment pasar baik sentiment global maupun dalam negeri yang terus menunjukan tren positif.
Sementara itu, dilihat dari nilainya, investor asing lebih banyak investasi pada industri logam, mesin, dan elektronik, kimia dan farmasi, serta makanan dan minuman pada semester pertama tahun ini. Selain pada subsektor tersebut, investor nasional juga meminati investasi pada industri kertas dan percetakan, mineral nonlogam, serta karet dan plastik.