Kebiri Saja Saya Jika Tidak Bisa: Budi Waseso
Penjelasan mengenai import beras di Jakarta pada tanggal 19/9/2018, dilakukan oleh Direktur Utama Bulog Budi Waseso. Beliau memberikan pujian kepada menteri kelautan dan perikanan Susi Pujiastuti sebagai salah satu menteri yang konsisten dengan menjalankan kebijakanya sendiri. “Bangga dengan ibu Susi dengan cara beliau menenggelamkan kapal’. Budi Waseso menyampaikan hal ini dalam acara Roundtable Ketahanan Pangan Nasional di menara Kadin.
Di dalam acara tersebut Budi Waseso juga menjelaskan tentang tantangan Bulog menjaga ketahanan pangan ditengah masuknya beras Import. Beras impor tersebut sebelumnya telah menjadi pembicaraan oleh media nasional.
Beliau mengatakan bahwa Bu Susi adalah perempuan dan dirinya adalah laki-laki sehingga beliau seharusnya memang lebih baik dalam mengurusi kerjaan di Bulog. Menyerap sebanyak banyaknya petani dan membuat cadangan beras pemerintah tidak berasal dari import. “kalau saya tidak bisa, dikebiri saja” ujar beliau yang disertai dengan tawa peserta yang hadir dalam acara tersebut.
Import beras yang menjadi polemic dikarenakan stok beras yang cukup sampai bulan Juli 2019 sehingga tidak perlu lagi melakukan import beras. Namun faktanya ditemukan adanya banyak beras impor yang masuk. Gudang milik bulog sebenarnya telah penuh dan tidak bisa lagi menanggung tambahan beras impor.
Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa pemerintah telah memutuskan bersama kuota impor tahun ini mencapai 2 juta ton. Hal tersebut dilakukan guna menjaga stok beras dan harga di pasaran. Enggar menyebut persoalan gudang pun tidak menjadi urusannya. “Itu (impor) kan sudah diputuskan di rakor menko (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, jadi urusan Bulog. Jadi enggak tahu saya, bukan urusan kita,” kata dia, 18 September 2018 lalu.
Di sisi lain Beliau Budi Waseso mengingat pembecaraan beliau dengan Jokowi. Beliau ditanya oleh Jokowi “apakah bisa beras kita tidak impor”? ini menjadi tantangan bagi seorang Budi Waseso yang sebelumnya menjabat sebagai BNN.
Kebijakan impor tersebut membuat seolah Bulog tidak memihak kepada rakyat kecil sebagai petani. “kalau dinaikan impor dengan kondisi satu dollar 15 ribu berapa Bulog harus jual?