Prospek Ekonomi India: Pertumbuhan Tinggi dan Potensi Investasi yang Bakal Salip China
India semakin menunjukkan potensi sebagai negara adikuasa yang sedang berkembang dan berpotensi mengungguli China dalam beberapa tahun mendatang. Menurut Riedel Research Group, India telah melakukan langkah-langkah yang tepat dan memiliki peluang yang sangat tinggi untuk mengungguli ekspektasi dalam rentang waktu 6 hingga 24 bulan ke depan.
CEO Riedel Research Group, David Riedel mengungkapkan keyakinannya terhadap potensi pertumbuhan India. “Kami sangat optimis terhadap India. Mereka melakukan segala hal dengan tepat dan memiliki peluang yang sangat besar untuk melampaui China,” kata Riedel.
Riedel juga menekankan bahwa meskipun ekonomi China secara keseluruhan lebih besar, namun India terus mengungguli China dalam beberapa aspek. Perubahan ini dianggap sebagai titik balik penting dalam dinamika kekuatan global.
India berhasil mengatasi tantangan pertumbuhan pendapatan menengah dengan menggunakan sejumlah instrumen seperti monetisasi dan digitalisasi ekonomi, serta melakukan perubahan struktur pajak. Hal ini membuat India menjadi sangat berbeda dari China, baik pada masa lalu maupun saat ini.
“Saya yakin ini adalah kesempatan untuk menikmati pertumbuhan yang sangat tinggi dalam beberapa tahun ke depan, dan hal inilah yang harus dicari oleh para investor,” tambah Riedel.
S&P Global dan Morgan Stanley telah memperkirakan bahwa pada tahun 2030, India akan menyusul Jepang dan Jerman untuk menjadi ekonomi terbesar ketiga di dunia. Proyeksi ini menunjukkan potensi besar India sebagai kekuatan ekonomi yang semakin kuat.
Sementara itu, prospek ekonomi China di masa mendatang tampak redup. Riedel memperkirakan bahwa dalam lima tahun ke depan, pertumbuhan ekonomi China tidak akan sekuat lima tahun sebelumnya. Faktor-faktor seperti tingginya tingkat pengangguran di perkotaan, terutama di kalangan generasi muda, dan pergeseran rantai pasok dari China menjadi faktor yang mempengaruhi prospek ekonomi China.
Pada bulan Mei 2023, tingkat pengangguran generasi muda di China mencapai rekor tertinggi yaitu 20,8% untuk penduduk berusia 16 hingga 24 tahun. Selain itu, data ekonomi terbaru China menunjukkan kinerja yang lebih lemah dari perkiraan.
“Aktivitas manufaktur di China pada bulan Juni mengalami kontraksi lagi. Sementara aktivitas sektor non-manufaktur berada pada level terlemah sejak Beijing mengakhiri kebijakan ketat terkait COVID-19 pada akhir tahun lalu,” ungkap Riedel. Dengan pergeseran dinamika ekonomi ini, peluang investasi di India semakin menarik, sedangkan China perlu menghadapi tantangan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonominya. India menjadi sorotan sebagai pasar yang menjanjikan dengan prospek pertumbuhan yang kuat dan berbagai peluang bisnis yang menarik.