Kuota Loker Makin Setipis Tisu! Kecerdasan Buatan AI Rebut Banyak Posisi, SDM Sudah Tidak Diperlukan?

Kehadiran kecerdasan buatan AI (Artificial Intelligence) telah mengubah lanskap dunia kerja dan menghadirkan tantangan baru bagi pekerja. Fenomena ini menyebabkan banyak perusahaan mengadopsi teknologi AI untuk efisiensi dan beradaptasi dengan perubahan tersebut. Namun, seiring dengan perkembangan AI, beberapa perusahaan juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Bagaimana AI berdampak pada pekerjaan di masa depan dan apakah benar AI akan menghilangkan lebih banyak pekerjaan daripada yang diciptakannya?

Beberapa perusahaan, seperti Chegg dan Dropbox, telah melakukan pemangkasan tenaga kerja sebagai bagian dari strategi adaptasi mereka terhadap perkembangan kecerdasan buatan AI. Chegg, perusahaan teknologi pendidikan, memangkas sekitar 4% tenaga kerjanya untuk efisiensi dan menggunakan AI sebagai pengganti dalam operasional bisnisnya. Dropbox, perusahaan penyimpanan file, juga melakukan PHK sekitar 16% tenaga kerja mereka, dengan perkembangan AI sebagai salah satu faktor pemicu.

Namun, pandangan tentang dampak AI terhadap lapangan kerja tidaklah sejalan. CEO IBM, Arvind Krishna, awalnya menyatakan visinya untuk menghentikan perekrutan karyawan karena AI dapat menggantikan peran mereka. Namun, pernyataan tersebut kemudian direvisi, dengan Krishna menyatakan bahwa AI akan menciptakan lebih banyak pekerjaan daripada yang hilang.

Menurut laporan Challenger, Gray & Christmas, sekitar 3.900 orang di-PHK pada Mei 2023 dikaitkan dengan perkembangan AI. Ini menandai kali pertama perusahaan melakukan PHK secara langsung terkait dengan AI.

Profesor di Columbia Business School, Dan Wang, berpendapat bahwa AI akan membawa restrukturisasi dalam organisasi. Namun, ia juga menekankan bahwa kecerdasan buatan AI tidak secara otomatis menggantikan peran manusia, melainkan meningkatkan pekerjaan manusia. Persaingan yang sebenarnya adalah antara spesialis manusia dengan spesialis manusia yang dapat memanfaatkan alat AI.

Dalam pandangan Wang, meskipun AI dapat melakukan tugas-tugas tertentu dengan efisiensi yang tinggi, kemampuan manusia dalam hal kreativitas, penalaran abstrak, dan interaksi sosial tetap tak tergantikan. Oleh karena itu, masa depan dunia kerja akan melibatkan kolaborasi antara manusia dan AI, di mana manusia akan memanfaatkan keunggulan teknologi AI untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi. Dalam kesimpulannya, perkembangan kecerdasan buatan AI telah mengubah dan akan terus mengubah dunia kerja. Sementara beberapa pekerjaan mungkin tergantikan, AI juga membawa peluang baru yang dapat ditempuh oleh para pekerja.

Menghadapi masa depan yang didominasi oleh AI, penting bagi individu dan perusahaan untuk terus mengembangkan keterampilan yang tidak mudah digantikan oleh teknologi, seperti kreativitas, kepemimpinan, dan kolaborasi. Dengan cara ini, kita dapat menghadapi perubahan dengan optimisme dan memanfaatkan potensi AI untuk menciptakan dunia kerja yang lebih baik.

You may also like...