Apa Itu Dekarbonisasi, Contoh Penerapan, Kelebihan dan Kekurangannya
Akibat pemanasan global berlebih karena ulah manusia sekarang kutub sudah mulai mencair, kalau dibiarkan saja ya lama-kelamaan daratan di dunia ini bakal banyak yang tenggelam. Solusinya adalah dengan dekarbonisasi dari masalah terkecil yaitu pemakaian bahan bakar yang berlebihan. Lantas apa itu dekarbonisasi?
Apa Itu Dekarbonisasi?
Dekarbonisasi adalah proses pengurangan emisi karbon dioksida (CO2) ke atmosfer dari pembakaran bahan bakar fosil (gas, minyak, batu bara, dll.). Ini adalah salah satu langkah penting dalam mengatasi perubahan iklim dan mencapai tujuan Kesepakatan Paris untuk mencegah suhu global meningkat lebih dari 1,5 hingga 2 derajat Celsius.
“Dekarbonisasi” adalah istilah yang mengacu pada pergeseran dari ekonomi yang bergantung pada bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan dan hijau seperti energi matahari, angin, dan hidro.
Contoh Penerapan Dekarbonisasi
- Pengembangan Teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon (CCS): Teknologi CCS melibatkan penangkapan CO2 dari proses industri atau pembangkit listrik, dan kemudian menyimpannya di bawah tanah atau menggunakannya kembali dalam produksi lain. Ini adalah solusi teknis untuk mengurangi emisi dari sumber-sumber yang sulit untuk dihilangkan sepenuhnya, seperti industri semen dan baja.
- Efisiensi Energi di Bangunan: Meningkatkan efisiensi energi di bangunan dengan teknologi seperti insulasi yang lebih baik, pemanas dan pendingin udara yang efisien, serta penggunaan lampu LED, dapat mengurangi konsumsi energi dan emisi yang dihasilkan. Program retrofit atau peningkatan bangunan untuk membuatnya lebih hemat energi juga menjadi bagian dari strategi dekarbonisasi.
- Penggunaan Energi Terbarukan: Salah satu contoh dekarbonisasi yang paling jelas adalah peralihan dari penggunaan energi fosil ke energi terbarukan. Misalnya, banyak negara sekarang beralih ke pembangkit listrik tenaga surya dan angin untuk mengurangi emisi karbon dari sektor energi.
- Elektrifikasi Transportasi: Menggantikan kendaraan berbahan bakar fosil dengan kendaraan listrik adalah langkah lain dalam dekarbonisasi. Kendaraan listrik (EV) tidak menghasilkan emisi langsung, sehingga dapat mengurangi jumlah CO2 yang dilepaskan ke atmosfer. Banyak produsen mobil besar, seperti Tesla dan Nissan, telah memperkenalkan berbagai model kendaraan listrik.
Kelebihan Dekarbonisasi
- Mengurangi Dampak Perubahan Iklim
Kelebihan utama dekarbonisasi adalah kemampuannya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, yang pada akhirnya dapat memperlambat laju perubahan iklim. Ini membantu mencegah cuaca ekstrem, naiknya permukaan laut, dan dampak negatif lainnya yang diakibatkan oleh pemanasan global.
- Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
Dengan mengurangi polusi udara dari pembakaran bahan bakar fosil, dekarbonisasi dapat meningkatkan kualitas udara dan kesehatan masyarakat. Berkurangnya polusi udara dapat menurunkan insiden penyakit pernapasan, jantung, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.
- Menciptakan Lapangan Kerja Baru
Transisi menuju ekonomi rendah karbon menciptakan peluang kerja baru di sektor energi terbarukan, teknologi hijau, dan infrastruktur yang berkelanjutan. Ini bisa membantu menggerakkan perekonomian dan menyediakan pekerjaan bagi banyak orang.
- Mengurangi Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil
Dengan diversifikasi sumber energi melalui dekarbonisasi, negara-negara dapat mengurangi ketergantungannya pada impor bahan bakar fosil yang tidak stabil dan rentan terhadap fluktuasi harga internasional.
Kekurangan Dekarbonisasi
- Biaya Awal yang Tinggi
Salah satu tantangan utama dekarbonisasi adalah biaya awal yang tinggi untuk mengembangkan dan mengadopsi teknologi baru. Misalnya, instalasi pembangkit listrik tenaga surya atau angin memerlukan investasi awal yang signifikan, meskipun biaya operasi jangka panjang lebih rendah.
- Tantangan Teknologi dan Infrastruktur
Dekarbonisasi membutuhkan infrastruktur baru, seperti jaringan listrik pintar, stasiun pengisian kendaraan listrik, dan teknologi penyimpanan energi yang efisien. Pengembangan dan penyebaran infrastruktur ini memerlukan waktu, sumber daya, dan upaya kolaboratif antara sektor publik dan swasta.
- Resistensi Sosial dan Politik
Perubahan besar seperti dekarbonisasi sering menghadapi resistensi dari pihak-pihak yang merasa dirugikan, seperti industri bahan bakar fosil dan pekerja di sektor tersebut. Kebijakan transisi yang tidak dikelola dengan baik bisa memicu ketidakpuasan sosial dan politik.
- Ketidakmerataan Manfaat
Manfaat dekarbonisasi mungkin tidak merata di seluruh wilayah atau kelompok masyarakat. Negara-negara berkembang mungkin menghadapi tantangan lebih besar karena kurangnya akses ke teknologi dan pembiayaan untuk melakukan transisi energi.