Harga Minyak Dibatasi: Rusia Terpaksa Potong Produksi Sampai Setengah Juta Barel per Hari
Harga minyak di dunia tengah berkecamuk dan mengalami peperangan. Rusia sedang memasuki masa yang sulit setelah negara barat memberlakukan pembatasan harga terhadap ekspor minyaknya. Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, mengatakan bahwa Rusia akan memotong produksi minyak mentah sebesar setengah juta barel per hari pada Maret tahun ini. Langkah ini diambil karena Rusia tidak ingin menjual minyak kepada mereka yang tidak mematuhi prinsip-prinsip batas harga.
Pemotongan ini akan berdampak pada pemulihan hubungan pasar dan setara dengan 5 persen dari produksi minyak Rusia. Harga berjangka untuk minyak mentah Brent melonjak 2,7 persen menjadi US$86 per barel karena para pengusaha mengantisipasi pengetatan pasokan global.
Keputusan pemotongan ini diambil tanpa berkonsultasi dengan kelompok produsen OPEC+, termasuk Arab Saudi. Uni Eropa juga membatasi harga minyak mentah Rusia sebesar US$60 per barel melalui pembatasan impor. Negara UE juga melarang impor solar dan impor minyak sulingan Rusia.
Alexander Novak memperingatkan bahwa pembatasan harga minyak mentah dapat menyebabkan penurunan investasi di sektor minyak dan akhirnya menyebabkan kekurangan minyak mentah. Ekonomi Rusia juga terbebani oleh sikap Barat menghentikan impor minyak dan biaya perang ke Ukraina, sehingga membuat defisit anggaran Rusia membengkak menjadi US$45 miliar tahun lalu.
Meskipun demikian, India dan China masih tetap mengambil minyak murah dari Moskow. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan global akan melonjak sebesar 1,9 juta barel per hari, dengan China menyumbang hampir setengah dari kenaikan tersebut.
Rusia harus beradaptasi dengan situasi baru ini dan memikirkan solusi untuk mengatasi pembatasan harga minyak mentah yang diterapkan oleh negara barat. Langkah strategis harus diambil agar ekonomi Rusia tidak terus merosot dan minyak mentah tetap dapat diekspor ke pasar global.