PLTU Celukan Bawang Bali Atasi Lonjakan Konsumsi Listrik Bali
PLTU Celukan Bawang Bali atasi lonjakan listrik Bali, untuk meningkatkan dan mengantisipasi krisis listrik di Bali PLN baru-baru ini membangung kabel saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (KV) di Celukan Bawang Buleleng Bali Utara.
Pembangunan SUTT Celukan Bawang diproyeksikan akan menghubungkan pasokan kelistrikan di PLTU Celukan Bawang Bali dengan sistem koneksi kelistrikan di Jawa-Bali dengan kapasitas daya mencapai 380 MW.
Keberadaan SUTT 150 kV Celukan Bawang ini sangat vital dan diharapkan mampu untuk menjaga keberlangsungan penyaluran listrik dari PLTU Celukan Bawang ke Gardu Induk mengingat hingga kini system interkoneksi di Bali masih menggunakan 150 kV dan mau tidak mau harus segera dilakukan pembangunan SUTT.
Beban konsumsi listrik di Bali memang bisa dibilang sangat besar perharinya, menurut PLN beban setiap harinya konsumsi listrik di Bali mencapai 800MW. Angka ini memang tidak bisa dipungkiri dari kegiatan berbagai sektor industri yang memiliki konsumsi listrik besar.
Sistem kelistrikan di Bali sendiri sampai saat ini masih bisa dibilang aman dan teratasi dari beberapa pembakit listrik sekitar 950MW termasuk PLTU Celukan Bawang Bali. Surplus 150MW bukan sebuah alasan untuk menjadikan aman tidak berbuat dan membangun sistem kelistrikan di Bali lebih baik.
Bali yang merupakan destinasi unggulan wisata di Bali pasti akan membutuhkan konsumsi listrik semakin bertambah dari tahun ketahun. Hal ini juga yang mending PLTU Celukan Bawang terus berbenah dan tahun 2018 rencananya akan dilakukan pembangunan tahap dua yang menelan investasi mencapai Rp 1,5 Triliun dengan kapasitas kelistrikan mencapai 2x330MW.
Rencana pembangunan PLTU Celukan Bawang Bali tahap dua dilakukan oleh 3 perusahaan yakni China Huadian Engineering Co. Ltd. asal Tiongkok yang memiliki saham sebesar 51%, Merryline International Pte. Ltd asal Singapura dengan kepemilikan saham 38,49%, dan PT General Energy Indonesia sebesar 10,51%.
Kedepannya jika semuanya berjalan lancar dan resmi beroperasi diharapkan Bali menjadi pulau aman dari krisis listrik. Sehingga pasokan listrik yang terjaga mampu mendorong kegiatan ekonomi masyarakat yang membutuhkan konsumsi listrik besar tidak khawatir lagi.