2021 Inalum Berhenti Impor Alumina dari Australia
PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dipastikan akan berhenti impor bahan baku alumina dari Australia pada 2021. Untuk kebutuhan produksi selanjutnya akan diperoleh dari smelter di Mempawah, Kalimantan Barat.
Proyek pengolahan serta pemurnian di Mempawah masih adalam proses perencanaa. Proyek tersebut bernama Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR). Rencananya konstruksi proyek akan dilakukan dalam dua tahap. Kapasitas produksi diperkirakan mencapai dua juta metrik ton alimina per tahunnya.
Proses peletakan batu pertama rencananya akan berlangsung pada kuartal IV tahun 2018. Pada tahap satu tersebut kapasitas yang akan dihasilkan mencapai satu juta metrik ton per tahun. Proyek ini rencananya dapat mulai beroperasi pada tahun 2021.
Head of Corporate Communication Inalum, Rendi Witular mengungkapkan bahwa apabila proyek pengolahan dan pemurnian sudah beroperasi maka kebutuhan bahan baku alumina akan terpenuhi dan tidak perlu impor dari Asutralia.
Sejauh ini kapasitas produksi Inalum mencapai 250 ribu metrik ton alumunium ingot per tahun. Dari jumlah produksi tersebut maka bahan baku alumina yang dibutuhkan adalah 500 ribu metrik ton. Dari impor tersebut Inalum harus mengeluarkan biaya USD600 juta.
Proye SGAR dipercayakan oleh Inalum kepada PT Aneka Tambang (Antam) dan Aluminum Corporation of China Ltd (Chalco), yakni produsen aluminum yang berasal dari China. Bersama PT Borneo Alumina Indonesia, ketiga perusahaan tersebut bekerjasa sama dalam memproses bauksit menjadi alumina, yakni bahan dasar untuk pembuatan alumunium ingot.
Inalum merupakan produsen aluminium ingot di Indonesia. Perusahaan tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia sebagai produsen aluminium ingot. Kerja sama dengan ketiga perusahaan tersebut maka sebagian besar penyerapan bahan baku alumina berasal dari smelter yang berada di Mempawah.
Kerjasama sama ketiga perusahaan tersebut telah tertuang dalam pemandatangan kesepakatan di agenda Indonesia Investing Forum 2018, IMF-World Bank Annual meetings 2018 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali beberapa waktu lalu.
Penandatangan tersebut dilakukan langsung oleh Direktur Pelaksana Inalum, Oggy A. Kosasih serta Presiden Direktur Chalco Hongkong, Li Wangxing.