Hadapi Era Artificial Intelligence: Desain Data Center Jadi Solusi Terbaik?

Perusahaan dapat memaksimalkan potensi AI sambil menjaga keseimbangan antara kinerja dan keberlanjutan. (upsite.com)

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence atau AI) telah mengubah lanskap industri dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dari sektor perawatan kesehatan hingga keuangan, manufaktur, transportasi, dan hiburan, AI telah merambah ke berbagai industri dengan dampak yang signifikan. Namun, perkembangan ini membawa tantangan baru, terutama dalam pengelolaan data center yang semakin kompleks. Dalam panduan yang diterbitkan oleh Schneider Electric, kita akan menjelajahi tantangan dan panduan yang diperlukan untuk desain data center dalam era AI.

Pemanfaatan AI semakin luas dan memberikan kontribusi positif bagi berbagai sektor industri. AI dapat mendukung perawatan kesehatan yang lebih efisien, perhitungan keuangan yang akurat, proses manufaktur yang lebih cerdas, transportasi yang lebih aman, dan hiburan yang lebih personal. Namun, untuk memanfaatkan potensi AI sepenuhnya, perusahaan perlu memahami tantangan desain data center yang khusus.

Artificial Intelligence dalam konteks cluster pelatihan, memiliki kebutuhan komputasi yang sangat intensif. Proses ini memerlukan daya pemrosesan yang signifikan yang diberikan oleh unit pemrosesan grafis (GPU) atau akselerator khusus AI. Oleh karena itu, data center yang menghosting aplikasi AI akan mengalami peningkatan permintaan daya yang substansial.

Schneider Electric Indonesia dan Timor Leste telah menerbitkan panduan yang berjudul “Disrupsi AI: Tantangan dan Panduan untuk Desain Data Center.” Panduan ini memberikan wawasan yang tak ternilai bagi perusahaan yang ingin memaksimalkan manfaat Artificial Intelligence di dalam data center mereka. Panduan ini merinci beberapa pertimbangan utama, yang meliputi infrastruktur fisik dalam empat kategori utama: daya, pendinginan, rak, dan perangkat lunak.


Seiring dengan peningkatan permintaan daya yang dihasilkan oleh perkembangan AI, panduan ini menekankan pentingnya mempertimbangkan efisiensi energi. Data center harus berfokus pada perangkat keras hemat energi, seperti sistem daya dan pendingin yang efisien. Selain itu, pemanfaatan sumber daya terbarukan juga menjadi pertimbangan penting untuk mengurangi biaya operasional dan dampak lingkungan.

Dengan perkembangan yang cepat dalam dunia Artificial Intelligence, perusahaan harus bersiap untuk menghadapi peningkatan permintaan daya dan infrastruktur dalam data center mereka. Panduan “Disrupsi AI: Tantangan dan Panduan untuk Desain Data Center” dari Schneider Electric memberikan landasan yang kuat untuk memahami dan mengatasi tantangan ini. Dengan memperhatikan efisiensi energi dan keberlanjutan, perusahaan dapat memaksimalkan potensi AI mereka sambil menjaga keseimbangan antara kinerja dan keberlanjutan.

Tags: AI, Artificial Intelligence, Bisnis, Data Center, Ekonomi, Indonesia, Industri, Kecerdasan Buatan, Keuangan, Schneider Electric, Timor Leste

You may also like...