Kunjungan Presiden Jokowi ke Smelter Tembaga: Target Beroperasi Mei 2024
Presiden Jokowi (Joko Widodo) melakukan kunjungan ke dua smelter tembaga besar di Indonesia dalam sehari kemarin. Dalam kunjungannya, Jokowi memberikan jaminan bahwa kedua smelter ini akan beroperasi sesuai target, yaitu pada bulan Mei 2024. Pada pagi hari, Jokowi meninjau pembangunan smelter tembaga milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Verifikasi terakhir oleh tim investigasi Kementerian ESDM menunjukkan bahwa progres pembangunan smelter Amman Mineral sudah mencapai 51,63%.
Hal ini menandakan bahwa smelter Amman Mineral akan beroperasi di pertengahan tahun 2024 dengan kapasitas produksi mencapai 900 ribu ton konsentrat. “Saya hanya ingin memastikan bahwa progresnya sesuai dengan perencanaan dan selesai pertengahan tahun depan. Insyaallah di pertengahan 2024 sudah selesai,” kata Jokowi.
Di sore hari, Jokowi melanjutkan kunjungannya ke Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, untuk meninjau pembangunan smelter tembaga PT Freeport Indonesia. Jokowi mengungkapkan bahwa progres pembangunan smelter Freeport ini telah mencapai 72% dan dipastikan akan beroperasi pada bulan Mei 2024.
“Sore hari ini saya datang ke smelter milik PT Freeport Indonesia dan Alhamdulillah di sini sudah selesai lebih dari 72% seperti sekarang kita lihat. Kita harapkan semuanya selesai sebelum Mei 2024,” ungkap Jokowi di smelter Freeport.
Smelter yang dibangun oleh Freeport memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebanyak 1,7 juta ton per tahun. Smelter ini akan menghasilkan 600.000 ton katoda tembaga per tahun sebagai produk utama. Selain itu, smelter tersebut juga akan menghasilkan lumpur anoda sebanyak 6.000 ton per tahun, yang akan dimurnikan melalui fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) di Gresik. Fasilitas tersebut akan menghasilkan berbagai produk seperti emas, perak, platinum, paladium, selenium, bismut, dan timbal. Freeport telah mengucurkan modal pembangunan sebesar US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 33 triliun hingga saat ini.
Dengan kunjungan Presiden Jokowi yang memastikan progres pembangunan smelter tembaga, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan nilai tambah dan memperkuat industri pertambangan tembaga dalam negeri. Smelter tembaga yang beroperasi sesuai target akan mendukung pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia secara optimal, serta meningkatkan kontribusi sektor pertambangan terhadap pertumbuhan ekonomi negara.