Investasi Energi Hijau Capai Rp885,5 Triliun, Target Ambisius Menuju 2030

Investasi yang masif diperlukan untuk mendorong proyek-proyek strategis, termasuk pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan energi panas bumi. (rm.id)

Kebutuhan investasi energi hijau untuk sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) terus meningkat, menegaskan komitmen pemerintah dalam transisi menuju energi hijau. Hingga tahun 2030, angka investasi yang dibutuhkan mencapai USD55 miliar atau sekitar Rp885,5 triliun (dengan kurs Rp16.100 per dolar AS).

Sementara itu, hingga 2025, kebutuhan dana diproyeksikan sebesar USD14,9 miliar.

“Kita inginnya sebanyak mungkin. Kalau saya bicara 2030, kita perlu USD55 miliar, sedangkan untuk 2025 kita perlu USD14,9 miliar,” ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE), Eniya Listiani soal investasi energi hijau dalam sebuah diskusi di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Selasa (17/12).

Investasi tersebut mencakup berbagai proyek yang terangkum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) maupun di luar RUPTL. Eniya menjelaskan bahwa sektor energi hijau melibatkan teknologi seperti biomassa dan biogas, yang umumnya tidak menghasilkan mesin pembangkit listrik tetapi tetap memiliki kontribusi besar terhadap keberlanjutan energi.

“Untuk energi baru, ini hitungan berdasarkan teman-teman memastikan investasi yang di RUPTL dan non-RUPTL. Ada sektor non-RUPTL seperti biomassa dan biogas yang juga membutuhkan perhatian serius,” tambah Eniya soal investasi energi hijau.

Langkah itu menjadi bagian dari rencana besar pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Dengan target bauran energi terbarukan mencapai 23 persen pada 2025, investasi yang masif diperlukan untuk mendorong proyek-proyek strategis, termasuk pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan energi panas bumi.

Pemerintah pun terus berupaya menarik minat para investor, baik domestik maupun internasional, dengan memberikan insentif menarik. Dukungan regulasi juga menjadi perhatian utama untuk memastikan proyek-proyek EBT berjalan sesuai target.

Komitmen itu mencerminkan tekad Indonesia dalam memainkan peran penting dalam mitigasi perubahan iklim global. Meski tantangannya besar, investasi di sektor EBT dinilai akan memberikan dampak positif yang signifikan, tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga pertumbuhan ekonomi nasional.

Demikian informasi seputar investasi energi hijau di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Sahabatsinergi.Com.

Tags: Amerika, AS, Bisnis, EBT, Ekonomi, Energi Baru Terbarukan, Energi Hijau, Investasi Energi Hijau, Keuangan, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, RUPTL

You may also like...