Jerman Menutup Tiga PLTN dan Menandai Berakhirnya Era Nuklir

Jerman resmi menutup tiga PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir), mengakhiri era nuklir yang telah berlangsung lebih dari enam dekade. Meskipun rencana penghapusan nuklir telah dimulai sejak 20 tahun lalu, banyak tantangan dan kendala yang harus dihadapi. Namun, apakah keputusan untuk menutup PLTN tersebut tepat?

Penutupan tiga PLTN Emsland, Isar 2, dan Neckarwestheim oleh pemerintah Jerman merupakan upaya untuk mengatasi masalah lingkungan dan menjalani era baru produksi energi. Gerakan anti-nuklir yang kuat di Jerman sejak tahun 1970-an telah menjadi sorotan dunia dan melahirkan Partai Hijau. Namun, kendati demikian, keputusan untuk menghentikan tenaga nuklir tidaklah mudah, terlebih saat nuklir mendapatkan napas baru pada tahun 2009.

Namun, tragedi Fukushima pada Maret 2011 menjadi poin balik bagi dunia dan Jerman. Bencana nuklir tersebut menjadi bencana terburuk di Jepang dan menjadi alasan kuat untuk mempercepat penghapusan nuklir di Jerman.

Kanselir Angela Merkel yang sebelumnya pro nuklir mengumumkan bahwa Jerman akan mempercepat penghapusan nuklir dan menutup pabrik dengan usia yang lebih tua. Namun, Invasi Rusia ke Ukraina membuat Jerman menunda rencana tersebut karena khawatir akan keamanan energinya tanpa gas Rusia.

Meskipun banyak pihak yang mendesak agar pemerintah Jerman memikirkan ulang keputusan tersebut, pada akhirnya pemerintah tetap menolak dan setuju untuk menutup tiga PLTN terakhir pada tanggal 15 April 2023. Keputusan ini memiliki dampak dan implikasi yang signifikan bagi Jerman dan dunia. Bagaimana pemerintah Jerman akan mengatasi kekurangan energi yang akan timbul setelah menutup tiga PLTN tersebut? Apa dampaknya terhadap ekonomi Jerman dan industri energi? Bagaimana dengan dampak lingkungan dari penggunaan sumber energi baru yang digunakan? Semua pertanyaan ini perlu dijawab agar keputusan tersebut dapat menjadi langkah awal menuju energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

You may also like...